Rabu, 01 Oktober 2014

CONTOH SOAL

CONTOH SOAL 

Program diagram tangga untuk mensimulasikan control urutan pada lampu lalu-lintas. Ketiga lampu yaitu : lampu merah, lampu kuning, lampu hijau harus nyala secara bergantian terus menerus dengan aturan lampu merah menyala selama 6 detik, lampu kuning menyala selama 2 detik dan lampu hijau menyala selama 4 detik. Juga simulasikan program tersebut secara software menggunakan LD mikro dan hardware dengan PLC mikro.



Selasa, 30 September 2014

SIMULASI KONTROL LAMPU LALU LINTAS SISTEM DETEKTOR DENGAN MENGGUNAKAN PLC UNTUK PERSIMPANGAN

SIMULASI KONTROL LAMPU LALU LINTAS SISTEM DETEKTOR
DENGAN MENGGUNAKAN PLC UNTUK PERSIMPANGAN
ABSTRAK
Pengaturan lampu lalu lintas yang ada sekarang ini kebayakan menggunakan sistem pengaturan waktu tetap dimana lampu diatur agar bekerja berdasarkan waktu tetap, tanpa memperhatikan naik turunya arus lalu lintas. Untuk itu, ditawarkan suatu sistem detektor (traffic actuated).dengan memanfaatkan PLC (programmeble logic controller) sebagai kontroller. Pada penelitian ini dibuat suatu alat simulasi dengan PLC tipe CPM1A merk Omron. Proses kerja alat ini berupa pengiriman input dari sensor yang dipasang pada badan jalan, yang mana sensor ini mendekteksi ada dan tidaknya kendaraan. Alat yang dirancang ini berjalan dengan baik, dimana ada alat bekerja pada enam keadaan yaitu: keadaan upacara, prioritas phase I, prioritas phase II, emergency phase I, emergency phase II dan keadaan normal.
1.  PENDAHULUAN
Pengaturan lampu lalu lintas yang ada sekarang ini kebanyakan menggunakan sistem pengaturan waktu tetap dimana lampu diatur agar bekerja berdasarkan waktu tetap, tanpa memperhatikan naik turunnya arus lalu lintas. Kelemahan dari sistem ini adalah kaku menyebabkan hambatan atau penundaan yang tidak perlu. Untuk itu perlu dikembangkan suatu sistem kontrol yang dapat mengurangi penundaan yang tidak perlu dan dapat memberikan prioritas untuk iring-iringan mobil pejabat, pemadam kebakaran dan ambulans tanpa mengalami hambatan akibat dari pengaturan lampu lalu lintas. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah dibuat kontrol lampu lalu lintas sistem detektor (traffic actuated). Untuk membuat kontrol lampu lalu lintas sistem detektor selain detektor itu sendiri juga diperlukan suatu perangkat lain yang bisa mengontrol kerja lampu lalu lintas. Sistem kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan PLC tipe CPM1A merk Omron. PLC akan bekerja sesuai dengan input yang diterimanya. Ada enam kondisi input yaitu input untuk kondisi upacara, prioritas phase I, prioritas phase II, emergency phase I, emergency phase II dan input untuk kondisi normal
2.  PLC (programmable logic controller).
PLC (Programmable Logic Controler) merupakan suatu peralatan elektronik yang
dioperasikan secara digital. Didalamnya terdapat memori (yang dapat diprogram) tempat menyimpan intruksi-intruksi yang penggunaanya yang berkaitan dengan fungsi pengendalian tertentu. Didalamnya terdapat juga rangkaian logika, urutan eksekusi, perhitungan, selang waktu, dan fungsi aritmatika. PLC terdiri dari CPU (central prosesing unit), memori, pemrograman PLC, catu daya PLC, Masukan PLC, pengaturan atau antar muka masukan, keluaran PLC, pengaturan atau antar muka keluaran dan jalur ektensi atau tambahan.

2.1 PLC Omron CPM1A
Tiap-tiap PLC pada dasarnya merupakan sebuah mikrokontroller (CPU-nya PLC bisa berupa mikrokontroler maupun mikroprosesor) yang dilengkapi dengan periferal yang berupa masukan digital, keluaran digital atau relay. Perangkat lunak programnya menggunakan apa yang dinamakan sebagai diagram tangga atau ladder diagram.CPM1A memiliki 12 masukan (D0-D11) dan 8 keluaran (O0-O7).


Selain adanya indikator keluaran dan masukan, terlihat juga adanya 4 macam lampu
indikator, yaitu:
Tabel 1.Arti lampu indikator PLC CPM1A.

Selain 4 lampu indikator, juga biasa ditemukan adanya fasilitas untuk melakukan hubungan
komunikasi dengan komputer, melalui RS-232C atau yang lebih dikenal dengan port serial(perhatikan gambar 2 disebelah kanan).
2.1.1  Operasional PLC Omron CPM1A
2.1.1.1  Mode Kerja
Unit PLC CPM1A dapat bekerja dalam tiga mode yaitu:
1. Mode PROGRAM
Program atau diagram tangga tidak dapat bekerja dalam mode program ini. Mode ini digunakan untuk melakukan beberapa operasi dalam persiapan eksekusi program:
a. Mengubah parameter-perameter inisial/operasi sebagaimana terdapat di dalam Setup PC.
b. Menulis, menyalin atau memeriksa program.
c. Memeriksa pengkabelan dengan cara memaksa bit-bit I/O ke kondisi set atau reset.
2. Mode MONITOR.
Program atau diagram tangga berjalan dalam MONITOR ini dan beberapa operasi dapat dilakukan melalui sebuah piranti pemrograman. Secara umum, mode MONITOR digunakan untuk melakukan lacak-kesalahan (debugatau  troubleshoting), operasi pengujian dan melakukan penyesuaian (adjustment):
a. Pengendalian on-line (langsung).
b. Mengawasi memori I/O selama PLC beroperasi.
c. Memaksa set atau reset bit-bit I/O, mengubah nilai-nilai dan mengubah nilai saat ini selama PLC beroperasi.
3. Mode RUN.
Program atau diagram tangga dijalankan dengan kecepatan normal pada mode run ini. Operasi-operasi seperti pengeditan on-line, memaksa set atau reset bit-bit I/O dan mengubah nilai-nilai tidak dapat dilakukan dalam mode ini, tetapi status dari bit I/O dapat diawasi.
2.1.1.2  Struktur Memori PLC Omron CPM1A.
Memori PLC Omron CPM1A memiliki fungsi-fungsi khusus. Masing-masing lokasi memori memiliki ukuran 16-bit atau 1 word, beberapa word membentuk daerah atau regiondan masing-masing regionini memiliki fungsi khusus.
1. Daerah IR.
Bagian memori ini digunakan untuk menyimpan status keluaran dan masukan PLC. Beberapa bit berhubungan langsung dengan terminal masukan dan keluaran PLC (terminal sekrup).
2. Daerah SR.
Daerah ini merupakan bagian kusus dari lokasi memori yang digunakan sebagai bit-bit kontrol dan status (flag), digunakan untuk pencacah dan intrupsi.
3. Daerah TR.
Saat pindah ke subprogram selama eksekusi program, maka semua data yang terkait hingga batasan RETURN subprogram akan disimpan dalam daerah TR ini.
4. Daerah HR.
Bit-bit pada daerah HR ini digunakan untuk menyimpan data dan tidak akan hilang walaupun PLC sudah tidak mendapatkan catu daya atau PLC sudah dimatikan, karana menggunakan baterai. Untuk CPM1A daerah ini terdiri dari 20 word, HR00 hingga HR19 atau 320 bit, HR00.00 hingga HR19.15.
5. Daerah AR.
Daerah AR merupakan daerah lain yang digunakan untuk menyimpan bit-bit kontrol dan status,kesalahan dan waktu sistem. Sebagaimana daerah HR, daerah AR juga dilengkapi dengan baterai, sehingga data-data kontrol maupun status tetap akan tersimpan walaupun PLC sudah dimatikan. Pada CPM1A daerah ini terdiri dari 24 word, AR00 hingga AR23 atau 384bit, AR00.00 hingga AR23.15.
6. Daerah LR.
Digunakan sebagai pertukaran data saat dilakukan koneksi atau hubungan dengan PLC yang lain. Untuk CPM1A , daerah ini terdiri dari 16 word, LR00 hingga LR15 atau 256 bit, LR00.00 hinggaLR15.15.
7. Daerah Pewaktu/Pencacah (Timer/Counter)-T/C
Area.Daearah ini digunakan untuk menyimpan nilainilai pewaktu atau pencacah. Untuk CPM1A terdapat 226 lokasi (TC000 hingga TC225).


8. Daerah DM.
Daearah ini berisikan data-data yang terkait dengan pengaturan komunikasi dengan komputer dan data pada saat ada kesalahan
2.1.2 Jalur-jalur keluaran PLC Omron CPM1A.
Omron CPM1A menggunakan keluaran berupa relay, dengan adanya relay ini, menghubungkan dengan piranti eksternal menjadi lebih mudah.

Gambar 3. Relay sebagai keluaran pada PLC Omron.
2.1.3 Jalur-jalur masukan PLC Omron CPM1A.
Berbagai macam sensor, saklar atau komponen-komponen lain yang dapat digunakan untuk mengubah status bit dari memori status masukan PLC dapat dipasang atau digunakan sebagai masukan ke PLC. CPM1A sudah dilengkapi sumber tegangan 24 VDC guna memicu masukan untuk bisa melakukan perubahan pada memori.

Gambar 4. Menghubungkan saklar dengan masukan PLC.
2.1.4 Penulisan Program.
Dalam penulisan suatu program pada PLC terdapat beberapa cara tergantung dari type PLC yang digunakan, secara umum cara yang digunakan adalah sebagai berikut:
2.1.4.1 Diagram tangga (ladder diagram).
Sebuah diagram tangga atau ladder diagram terdiri dari sebuah garis menurun ke bawah pada sisi kiri dengan garis-garis bercabang ke kanan. Garis yang ada disebelah sisi kiri disebut palang bis (bus bar), sedangkan garis-garis cabang (the branching lines) adalah baris intruksi atau anak tangga.

Gambar 5. Contoh Program Ladder Diagram.
2.1.4.2 Fungtion Chart.
Simbol yang dapat digunakan dalam sistem funtion Chart berupa simbol-simbol gerbang logika.
Gambar 6. Contoh Program Function Chart.
2.1.4.3 Statement List.

Pada ststement list baris instruksi diberi nomor secara berurutan dan beraturan untuk setiap instruksinya.